Hari ini gw akan membuat tulisan yang agak sedikit
berbeda dari tulisan yang pernah dimuat di blog ini. Tema kali ini akan
membahas tentang pengembangan diri yang sebagian besar gw rangkum dari buku
Dale Carnegie yang berjudul “Bagaimana
Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain” atau dalam bahasa Inggrisnya “How to Win Friends and Influence People”,
buku ini cukup fenomenal karena udah banyak orang yang merasa terbantu dengan
adanya buku ini dan juga udah diterjemahkan dalam 37 bahasa yang ada di seluruh
dunia.
Sebelumnya bakal gw kasih tau 10 poin penting apa aja yang
bisa kalian dapetin kelak ketika udah baca nih buku, berikut pemaparan
singkatnya: 1. mengeluarkan Anda dari kebiasaan mental yang buruk, memberi Anda
gagasan, visi dan ambisi baru; 2. membuat Anda mudah dan cepat berkawan; 3. meningkatkan
popularitas Anda; 4. memikat orang mengikuti cara berpikir Anda; 5.
meningkatkan pengaruh, prestise dan kemampuan Anda untuk menyelesaikan segala
sesuatu; 6. memungkinkan Anda memperoleh klien dan pelanggan baru; 7.
meningkatkan kemampuan Anda memperoleh penghasilan yang lebih besar; 8.
menjadikan Anda wiraniaga, manager atau eksekutif yang lebih baik; 9.
menjadikan Anda pembicara yang lebih baik dan lebih menyenangkan; dan 10.
membangkitkan antusiasme di antara rekan
usaha.
Karena buku yang gw jadiin tulisan kali ini isinya
lumayan banyak, nanti bakalan gw jadiin edisi bersambungnya ya biar kalian
bacanya lebih enak. Okay, lets check it out...
* * *
BAGIAN SATU
TEKNIK-TEKNIK
DASAR DALAM MENANGANI MANUSIA
BAB 1: Kalau Anda Ingin Mengumpulkan Madu, Jangan Tendang
Sarang Lebahnya
Di awal bab ini, diceritakan tentang Crowley si “Dua
Senjata”, dia adalah orang yang mendapat julukan “Dua Senjata” karena tindak
kejahatannya. Maksud dari cerita ini ialah bahwa ternyata si Crowley nggak
pernah menyalahkan dirinya, dalam artian mereka nggak pernah menganggap
tindakan mereka yang dinilai orang lain sebagai suatu kejahatan, mereka cuma beranggapan
bahwa tindakan mereka hanya membela diri atau bertingkah seperti Robin Hood
yang mencuri dari orang kaya dan membagikannya ke orang miskin. Bagi orang lain
perilaku itu emang salah tapi bagi si Crowley dan yang sejenisnya perilaku itu
hal yang biasa, disini poin pentingnya adalah 99 dari 100 orang nggak mengkritik dirinya sendiri sama sekali, nggak
peduli betapa salah apa yang telah mereka lakukan.
Dari cerita itu bisa kita ambil poin pentingnya, bahwa kritik adalah hal yang sia-sia karena
menempatkan posisi seseorang dalam posisi defensif dan biasanya membuat orang
itu berusaha mempertahankan dirinya. Berapa banyak di antara kita yang kaya
gitu coba? Mungkin kita semua –termasuk gw sendiri- sering ngelakuin hal-hal
kaya gini ke orang lain, ga peduli kondisi apa yang dihadepin itu orang ketika
melakukan sesuatu yang kita anggap ga sesuai/ga normal. Kritik itu pada
dasarnya bahaya ya guys! Karena
kritik itu bakal ngelukai rasa kebanggaan seseorang, ngelukai perasaan
pentingnya dan ga jarang ngebangkitin rasa bencinya. Bahkan pernah ada suatu
penelitian yang ngungkapin hasil dimana ketika binatang yang dikasih hadiah
saat berlaku baik akan lebih gampang belajar dengan lebih cepat dan menyimpan
memori pelajaran itu lebih lama dibanding binatang yang dihukum ketika berlaku
baik, dan kalian bisa liat di pertunjukan binatang yang kalo binatang itu
berhasil bakal dikasih hadiah makanan sama pawangnya.
Kritik mungkin bermanfaat dalam beberapa hal, tapi ga
serta merta bisa kita terapin ke semua hal ya guys. Dengan mengkritik, pada dasarnya kita nggak bakal membuat
perubahan yang langgeng dan bahkan malah menimbulkan rasa benci. Ada sebuah ungkapan
yang dikatakan oleh Hans Selye, seorang psikolog, “Kehausan kita akan persetujuan, sama besarnya dengan ketakutan kita
kepada kritik”. Rasa benci yang ada pada diri orang yang dikritik ternyata
bisa menurunkan semangat kerja para pegawai loh! Buat kalian yang kerja di
perusahaan atau jadi atasan yang punya bawahan jangan pernah sekali-kali
mengkritik rekan kerja/bawahan kalian secara berlebihan ya, itu hal yang ga baik
buat jangka panjang soalnya.
Oh iya, di antara kalian berapa banyak yang pernah
dikritik? Satu? Dua? Ratusan? Hehe. Gimana coba rasanya dikritik? Enak ga?
Mungkin kalo kritiknya membangun sih ga apa-apa ya guys, tapi kalo kritiknya njatohin
kita di hadapan orang banyak gimana? Nyesek dan dongkol kan jadinya? Bahkan
ga jarang pula kita yang dikritik atau divonis bersalah malah balik menyalahkan
orang lain, iya nggak? Iya aja udah, hihi. Jadi begitu pula halnya buat kita
yang suatu saat nanti mau ngritik orang, pikir-pikir dulu, kritiknya jangan
yang asal njeplak ya, kritik boleh
asal tau kaidah dan sopan santunnya. Coba inget kata-kata ini, sadari bahwa orang yang akan kita koreksi dan
caci maki mungkin akan mempertahankan dirinya, dan membalas caci maki kita atau
malah akan berkata “saya tidak melihat kemungkinan lain yang bisa saya lakukan”.
Ada sebuah ungkapan yang dipegang erat oleh Abraham
Lincoln yang kebetulan berkaitan dengan pembahasan kali ini, ungkapan itu ialah
“Jangan menghakimi, maka Anda pun tidak dihakimi”. Kalian tentu sering denger
ungkapan yang kaya gini juga kan meskipun ga mirip-mirip amat. Intinya kalo
kita mau diperlakukan dengan baik oleh orang lain, maka kita juga harus
memperlakukan orang lain secara baik terlebih dahulu. Sama halnya dengan
kritik, jangan pernah mengkritik orang
lain, mereka hanya bertindak dengan cara yang sama seperti yang akan kita
lakukan kalau kita berada dalam situasi yang sama.
Oh iya, pernah nggak sih kalian merasa ingin memperbaiki
dan mengubah sikap orang lain? Pernah apa sering? Kalo pernah ya ga apa-apa,
tapi kalo sering mending diubah deh mindsetnya. Daripada merubah orang lain
mendingan ubah dulu sikap kita, iya nggak? Ada ungkapan dari Konfusius, “Jangan
mengeluh tentang salju di atap rumah tetangga, apabila serambi depan Anda
sendiri tidak bersih”. Ada hal-hal yang perlu kita perhatikan tatkala kita
berurusan dengan manusia, mari kita mengingat bahwa kita nggak berurusan dengan
makhluk penuh logika, kita berurusan dengan makhluk penuh emosi, makhluk yang
penuh dengan prasangka dan dimotivasi oleh rasa bangga dan sombong.
Nah, kalo kita kaitkan dengan kritik yang asal jeplak ada contoh yang bisa kita baca di
google loh, contohnya Thomas Hardy, novelis terbaik sepanjang sejarah sastra
Inggris, menolak untuk menulis fiksi lagi gara-gara kritikan pedas; ada juga
Thomas Chatterton, penulis puisi terkenal di Inggris yang bunuh diri gara-gara
di kritik, betapa dahsyat efek dari kritik kalo kita ga hati-hati. Daripada
mengkritik ada baiknya kita mencontoh apa yang dilakukan oleh Benjamin Franklin
yaitu “Saya tidak akan bicara hal buruk tentang seorang pun, dan hanya
membicarakan hal yang baik tentang semua orang”, ga susah-susah amat, bukan? Inget
kata-kata ini, “Semua orang bodoh bisa
mengkritik, mencerca dan mengeluh – dan hampir semua orang bodoh melakukannya”
Jadi, yang kita perlukan adalah karakter dan kontrol diri untuk mengerti dan
memberi maaf. Ada kata-kata bijak yang bisa kita renungkan, “Seorang yang berjiwa besar akan
memperlihatkan kebesarannya dari cara dia memperlakukan orang kecil”.
Kritik ternyata ga cuma dilakukan antara orang yang
seumuran, seringkali pula para orang tua yang dalam tanda kutip mengkritik anak-anak mereka yang justru akan
membuat anaknya merasa tertekan karena mereka makhluk yang ga tau apa-apa dan
harusnya dikasih tau dan dibimbing orang tuanya kalo mereka melakukan suatu hal
yang salah. Disini akan gw tulis ulang sebuah tulisan yang dijelaskan oleh Dale
Carnegie bahwa ini adalah tulisan fenomenal yang menggugah pembacanya dan terus
dicetak ulang, dan gw akui tulisan ini cukup membuat haru, tanpa berpanjang
lidah berikut ini link tulisannya (click here).
Kalo begitu, kenapa gw dan kalian harus melakukannya???
PRINSIP 1
Jangan
mengkritik, mencerca atau mengeluh
To be continue....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar