Label

Rabu, 12 November 2014

How to Win Friends and Influence People

Hari ini gw akan membuat tulisan yang agak sedikit berbeda dari tulisan yang pernah dimuat di blog ini. Tema kali ini akan membahas tentang pengembangan diri yang sebagian besar gw rangkum dari buku Dale Carnegie yang berjudul “Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain” atau dalam bahasa Inggrisnya “How to Win Friends and Influence People”, buku ini cukup fenomenal karena udah banyak orang yang merasa terbantu dengan adanya buku ini dan juga udah diterjemahkan dalam 37 bahasa yang ada di seluruh dunia.
Sebelumnya bakal gw kasih tau 10 poin penting apa aja yang bisa kalian dapetin kelak ketika udah baca nih buku, berikut pemaparan singkatnya: 1. mengeluarkan Anda dari kebiasaan mental yang buruk, memberi Anda gagasan, visi dan ambisi baru; 2. membuat Anda mudah dan cepat berkawan; 3. meningkatkan popularitas Anda; 4. memikat orang mengikuti cara berpikir Anda; 5. meningkatkan pengaruh, prestise dan kemampuan Anda untuk menyelesaikan segala sesuatu; 6. memungkinkan Anda memperoleh klien dan pelanggan baru; 7. meningkatkan kemampuan Anda memperoleh penghasilan yang lebih besar; 8. menjadikan Anda wiraniaga, manager atau eksekutif yang lebih baik; 9. menjadikan Anda pembicara yang lebih baik dan lebih menyenangkan; dan 10. membangkitkan antusiasme di  antara rekan usaha.
Karena buku yang gw jadiin tulisan kali ini isinya lumayan banyak, nanti bakalan gw jadiin edisi bersambungnya ya biar kalian bacanya lebih enak. Okay, lets check it out...

* * *

BAGIAN SATU
TEKNIK-TEKNIK DASAR DALAM MENANGANI MANUSIA

BAB 1: Kalau Anda Ingin Mengumpulkan Madu, Jangan Tendang Sarang Lebahnya
Di awal bab ini, diceritakan tentang Crowley si “Dua Senjata”, dia adalah orang yang mendapat julukan “Dua Senjata” karena tindak kejahatannya. Maksud dari cerita ini ialah bahwa ternyata si Crowley nggak pernah menyalahkan dirinya, dalam artian mereka nggak pernah menganggap tindakan mereka yang dinilai orang lain sebagai suatu kejahatan, mereka cuma beranggapan bahwa tindakan mereka hanya membela diri atau bertingkah seperti Robin Hood yang mencuri dari orang kaya dan membagikannya ke orang miskin. Bagi orang lain perilaku itu emang salah tapi bagi si Crowley dan yang sejenisnya perilaku itu hal yang biasa, disini poin pentingnya adalah 99 dari 100 orang nggak mengkritik dirinya sendiri sama sekali, nggak peduli betapa salah apa yang telah mereka lakukan.
Dari cerita itu bisa kita ambil poin pentingnya, bahwa kritik adalah hal yang sia-sia karena menempatkan posisi seseorang dalam posisi defensif dan biasanya membuat orang itu berusaha mempertahankan dirinya. Berapa banyak di antara kita yang kaya gitu coba? Mungkin kita semua –termasuk gw sendiri- sering ngelakuin hal-hal kaya gini ke orang lain, ga peduli kondisi apa yang dihadepin itu orang ketika melakukan sesuatu yang kita anggap ga sesuai/ga normal. Kritik itu pada dasarnya bahaya ya guys! Karena kritik itu bakal ngelukai rasa kebanggaan seseorang, ngelukai perasaan pentingnya dan ga jarang ngebangkitin rasa bencinya. Bahkan pernah ada suatu penelitian yang ngungkapin hasil dimana ketika binatang yang dikasih hadiah saat berlaku baik akan lebih gampang belajar dengan lebih cepat dan menyimpan memori pelajaran itu lebih lama dibanding binatang yang dihukum ketika berlaku baik, dan kalian bisa liat di pertunjukan binatang yang kalo binatang itu berhasil bakal dikasih hadiah makanan sama pawangnya.
Kritik mungkin bermanfaat dalam beberapa hal, tapi ga serta merta bisa kita terapin ke semua hal ya guys. Dengan mengkritik, pada dasarnya kita nggak bakal membuat perubahan yang langgeng dan bahkan malah menimbulkan rasa benci. Ada sebuah ungkapan yang dikatakan oleh Hans Selye, seorang psikolog, “Kehausan kita akan persetujuan, sama besarnya dengan ketakutan kita kepada kritik”. Rasa benci yang ada pada diri orang yang dikritik ternyata bisa menurunkan semangat kerja para pegawai loh! Buat kalian yang kerja di perusahaan atau jadi atasan yang punya bawahan jangan pernah sekali-kali mengkritik rekan kerja/bawahan kalian secara berlebihan ya, itu hal yang ga baik buat jangka panjang soalnya.
Oh iya, di antara kalian berapa banyak yang pernah dikritik? Satu? Dua? Ratusan? Hehe. Gimana coba rasanya dikritik? Enak ga? Mungkin kalo kritiknya membangun sih ga apa-apa ya guys, tapi kalo kritiknya njatohin kita di hadapan orang banyak gimana? Nyesek dan dongkol kan jadinya? Bahkan ga jarang pula kita yang dikritik atau divonis bersalah malah balik menyalahkan orang lain, iya nggak? Iya aja udah, hihi. Jadi begitu pula halnya buat kita yang suatu saat nanti mau ngritik orang, pikir-pikir dulu, kritiknya jangan yang asal njeplak ya, kritik boleh asal tau kaidah dan sopan santunnya. Coba inget kata-kata ini, sadari bahwa orang yang akan kita koreksi dan caci maki mungkin akan mempertahankan dirinya, dan membalas caci maki kita atau malah akan berkata “saya tidak melihat kemungkinan lain yang bisa saya lakukan”.
Ada sebuah ungkapan yang dipegang erat oleh Abraham Lincoln yang kebetulan berkaitan dengan pembahasan kali ini, ungkapan itu ialah “Jangan menghakimi, maka Anda pun tidak dihakimi”. Kalian tentu sering denger ungkapan yang kaya gini juga kan meskipun ga mirip-mirip amat. Intinya kalo kita mau diperlakukan dengan baik oleh orang lain, maka kita juga harus memperlakukan orang lain secara baik terlebih dahulu. Sama halnya dengan kritik, jangan pernah mengkritik orang lain, mereka hanya bertindak dengan cara yang sama seperti yang akan kita lakukan kalau kita berada dalam situasi yang sama.
Oh iya, pernah nggak sih kalian merasa ingin memperbaiki dan mengubah sikap orang lain? Pernah apa sering? Kalo pernah ya ga apa-apa, tapi kalo sering mending diubah deh mindsetnya. Daripada merubah orang lain mendingan ubah dulu sikap kita, iya nggak? Ada ungkapan dari Konfusius, “Jangan mengeluh tentang salju di atap rumah tetangga, apabila serambi depan Anda sendiri tidak bersih”. Ada hal-hal yang perlu kita perhatikan tatkala kita berurusan dengan manusia, mari kita mengingat bahwa kita nggak berurusan dengan makhluk penuh logika, kita berurusan dengan makhluk penuh emosi, makhluk yang penuh dengan prasangka dan dimotivasi oleh rasa bangga dan sombong.
Nah, kalo kita kaitkan dengan kritik yang asal jeplak ada contoh yang bisa kita baca di google loh, contohnya Thomas Hardy, novelis terbaik sepanjang sejarah sastra Inggris, menolak untuk menulis fiksi lagi gara-gara kritikan pedas; ada juga Thomas Chatterton, penulis puisi terkenal di Inggris yang bunuh diri gara-gara di kritik, betapa dahsyat efek dari kritik kalo kita ga hati-hati. Daripada mengkritik ada baiknya kita mencontoh apa yang dilakukan oleh Benjamin Franklin yaitu “Saya tidak akan bicara hal buruk tentang seorang pun, dan hanya membicarakan hal yang baik tentang semua orang”, ga susah-susah amat, bukan? Inget kata-kata ini, “Semua orang bodoh bisa mengkritik, mencerca dan mengeluh – dan hampir semua orang bodoh melakukannya” Jadi, yang kita perlukan adalah karakter dan kontrol diri untuk mengerti dan memberi maaf. Ada kata-kata bijak yang bisa kita renungkan, “Seorang yang berjiwa besar akan memperlihatkan kebesarannya dari cara dia memperlakukan orang kecil”.
Kritik ternyata ga cuma dilakukan antara orang yang seumuran, seringkali pula para orang tua yang dalam tanda kutip mengkritik anak-anak mereka yang justru akan membuat anaknya merasa tertekan karena mereka makhluk yang ga tau apa-apa dan harusnya dikasih tau dan dibimbing orang tuanya kalo mereka melakukan suatu hal yang salah. Disini akan gw tulis ulang sebuah tulisan yang dijelaskan oleh Dale Carnegie bahwa ini adalah tulisan fenomenal yang menggugah pembacanya dan terus dicetak ulang, dan gw akui tulisan ini cukup membuat haru, tanpa berpanjang lidah berikut ini link tulisannya  (click here).
 Sebagai ganti dari mencerca orang lain, yuk kita coba untuk ngertiin mereka. Kita coba mengerti kenapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Hal itu jauh lebih bermanfaat  dan menarik minat -ketimbang kritik- yang kemudian akan melahirkan simpati, toleransi dan kebaikan hati. Ada sebuah pepatah, “Untuk benar-benar mengenal semua, kita harus memaafkan semua”. Seperti yang pernah dikatakan oleh seseorang, “Tuhan sendiri tidak menghakimi orang hingga tiba pada akhir hari-harinya”.
Kalo begitu, kenapa gw dan kalian harus melakukannya???

PRINSIP 1
Jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh

To be continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar