Label

Jumat, 27 Februari 2015

Event Gaje Owop, 26 feb 2014

*cerita ini adalah hasil dari event gaje kawan2 di grup wa OWOP, apabila ada kesamaan harap maklum karena memang disengaja >_<*

Disuatu malam di bumi owop nan indah. Sunyi senyap damai bagai berada di taman surga..

"Brakkkkk!!!" Pintu terbuka dengan paksa

"Apa yg kau lakukan mahmuda!! Beraninya kau?! Jadi ini yg kau lakukan setiap malam?!" Berteriak baim setelah mengetahui apa yg dilakukan malam itu oleh mahmuda

Dari kejauhan suhel mengintip penggerebekan itu dengan ketakutan dibalik pohon, "Tuhkan bener ketauan, ta-ta-tadi kan lo udah gw bilangin mud"

Dengan ekspresi melengoh enie merasa tak percaya! Bang kau berani benar melakukan itu.. Sungguh tak kusangka dirimu yang polos itu!

"kalian tidak usah ikut campur. Ini urusan pribadiku dengannya".masuk dengan dengan wajah sedikit lebam, tubuh yang lecet sana-sini bagai orang sehabis melakukan pertarungan hebat. "dia akan tau akibatnya jika berani mengganggu orang yang penting dalam hidupku, dan ini hanya permulaann untuknya". Rio pun berlalu menuju kamarnya dengan tatap kosong yang dingin , menatap setiap pasang mata dirumah itu.

Di kamar, putri terkejut melihat wajah rio yang lebam. Ia berdiri, mendekati rio perlahan dengan  tatapan khawatirnya, "Bang Rio, kenapa? Segitu berartinyakah aku, sampai kau harus membelaku seperti ini?" Ujarnya lirih

Pintu kamar itu perlahan terbuka. Sambil membawakan peralatan p3k Rahma masuk kedalam. "Ini putri untuk mengobati lebam yang ada pada Mahmuda dan segelas air hangat" kemudian keluar sambil menutup pintu kamar. Membiarkan putri dan Mahmuda bersama

Ninis pun datang , niatnya ingin mengembalikan buku yang ku pinjam. Tetapi pintu rmh terbuka begitu saja. Aku pun masuk. "Bang Rio! Apa yang kau lakukan di kamar berdua saja dengan ka putri ?" Tanyaku heran. 

"Ehem, jangan berlagak manis, Nis," Afatsa tiba2 muncul dan berbisik di dekat Ninis,
"Kecemburuanmu tak.bisa disembunyikan. Tapi ingat papah Doddy yg setia untukmu."
Afatsa berlalu dengan senyum licik.

"Apaan sih Sa, papah Doddy itu ayah angkat aku.   Kamu sudah berpikir terlalu jauh"

Rio mendadak keluar dari kamar, meninggalkan Ninis dan Putri termangu

Belum berapa detik uun dtng menghentikan langkah mahmuda, ia menatap adik kesayangannya itu dgn tatapan haru..
'Jangan lari dek.. Selesaikanlah masalah ini uun tahu kau anak laki2 yg tak mungkin lari dri masalah laki2 itu brani menyelesaikannya jangn cemen dek yo..." uun berkata sambik tercekat...

Dira menghampiri rahma "Ma, tadi waktu kamu ngasih P3k siapa yang obatin luka Rio?" sebenarnya aku tak sanggup mendengar jawaban Rahma. Aku tau Putri pasti mengambil peran itu. Rasa cemburuku makin tak terkendali. Aku ingin mengobati luka Rio. "Kenapa harus Putri?!!" aku berteriak dalam hati

Lalu tiba2 astika datang dengan kereta kuda putihnya, tuk tik tak tik tuk suara sepatu kudanya. Kemudian dia berlalu, begitu saja meninggalkan keributan di antara mereka...

Sebelum aku meninggalkan lokasi itu , aku melihat ad seorang gadis. Yg duduk.menangis. lalu terlihat seorang laki2 dengan kumis ny yg tebal menghampiri, " Dhir, kenapa kau diluar saja, masuk lah kedalam " tanya suhel, dhira menjawab "tidak hel, gw gak sanggup lihat putri sm rio !!  lu tau kan, gw tuh dari dulu suka sama dy !! " air mata pun keluar . Dan tanpa disengaja dhira bersandar di bahu suhel ,

Disisi lain, ku lihat dr semak2 ad yg bergerak tak berirama, setelah aku mengintip dan trnyata kang ulil yg ad di balik semak2 itu, "dorr , ngapain kamu as?? Hayo,, ngaku, dan aku pun geram liat kang ulil yg usil, "hei, kang. Kamu ini mau tau urusan org ajaa" dalam hati kesal karena dipergoki, "ku lempar kau kang *swinggg dan sepatu nya terbang mengerjar ulil.

Di sudut lain, deby mengamati..
Tangannya mengepal, menahan marah..
Lalu berlari menuju Baim.
"Im, kenapa tak kau habisi itu si Rio? AKu sudah muak dengan segala tingkahnya. Setelah menebar benih cinta pada mbak Dhira, Ninis, dan kini Putri. Im siapa selanjutnya? Aku tak mau melihat wanita lain menjadi korban perasaan"
Deby menyisipkan belati ke tangan baim.
"Jangan mundur, im. Siapa yang berani menghalangimu?
Suhel? Bang ulil? Bang dody?
Habisi saja mereka, im"

Baim terpaku menatap mbak Dhira yang bersandar di pundak suhel. Mata nya merah padam.
Dalam hatinya berkata
"Tunggulah, setelah deretan nama itu kuhabisi. Kau yang terakhir, deb"

Baim tersenyum licik, mencoba mencari jejak Rio.

Dari kejauhan fia datang menghampiri Baim. Fia diam-diam menguping pembicaraan deby dan Baim
"Baim, jangan kau habisi rio dengan piasu belati mu, kita masih membutuhkan penjelasan Rio iiim..dia dengan enteng nya menabur benih cinta sama gadis kota kita padahal diam2 uni dina sudah jadi istri syah nya Rio iiim, kita tanya Rio apa maksud semua ini"Ucap Fia
"Baiklah akan kusimpan pisau belati ini, dan akan aku gunakan di waktu yang tepat"Kata Baim

"Ini tidak bisa dibiarkan! Aku harus cari cara agar lingkaran setan ini berakhir!" Pikir dina yang diam-diam sudah memantau dari jauh tingkah polah lelakinya ini.

Berangkatlah dina dengan segera utk menemui fia utk mengatur strategi. Fia ternyata diam-diam sudah lebih dahulu menjadi kekasih Rio sebelum menikah dengan dina tak sabar menunggu kedatangan dina.

Este dan eni pun datang menghampiri rio bertujuan untuk menyelasikan masalah ini, dengan ditemani mereka para wanita. Wanita2 yg nasibnya digantung hubungannya oleh mas rio. Sekarang putuskan. Siapa yg hendak kau pilih mas?? Jangan kau permainkan hatinya.. Tak kah kau ingat istrimu dina sedang mengandung besar mas??
Lalu datanglah wanita yg tak diketahui identitasnya ia pun menangis tersedu, jadi slama ini kau anggap diriku apa??? *makin kejer..

Baim pun datang menghampiri dg naik pitam yg siap menghajar rio, tiba2 suhel datang melerai mereka berdua, yg sesungguhnya suhel pun sudah muak dg tingkah rio. Sudahlah, jelaskan pada mereka rio. Dan pertanggung jawabkan smua ini. Kau seorang laki-laki perlihatkan ketegasanmu dan penuhi komitmenmu pada mereka smua. Eni pun berkata, iyah bang kasihan mereka smua. Bertaubat dan mohon lah ampun pada maha kuasa atas semua perbuatan mu ini. Rio pun berkata, baiklah sebagai lelaki yg baik akan ku tanggung smuanya dan ku penuhi komitmenku

*sekian*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar